Lipid
adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah senyawa yang
terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut organik tetapi
sukar larut atau tidak larut dalam air. Pelarut organik yang dimaksud adalah
pelarut organik non polar, misalnya benzene, pentane, dietil eter dan karbon
tetraklorida. Dengan pelarut-pelarut tersebut lipid dapat diekstrak dari sel
dan jaringan tumbuhan ataupun hewan.
Struktur
memiliki kepala yang bersifat polar dan ekor hidrokabon yang bersifat nonpolar
Dalam suatu larutan, kepala yang bersifat polar dapat berasosiasi dengan air,
sehingga membentuk senyawa amfipatik ( memiliki dua kutub positif dan negatif
). Selain itu, lipida dapat membentuk formasi satu lapis lipida (monolayers),
dua lapis lipida (bilayers), misel dan vesikula.
Berbagai
kelas lipid dihubungkan satu sama lain berdasarkan komponen dasarnya, sumber
penghasilnya, kandungan asam lemaknya maupun sifat-sifat kimianya. Kebanyakan
lipid ditemukan dalam kombinasi dengan senyawa sederhana lainnya
Jenis lipid
yang lain lagi merupakan bahan structural yang penting. Kemampuan lipid jenis
ini untuk saling bergabung menyingkirkan air dan senyawa polar lain
menyebabkannya dapat membentuk membran sehingga memungkinkan adanya berbagai
organisme yang kompleks. Membran tersebut memisahkan satu sel dengan sel yang
lain di dalam jaringan, serta memisahkan berbagai organel di dalam sel menjadi
ruangan-ruangan yang memiliki ciri kimia tertentu sehingga dapat ditata dan
diatur sendiri.
Lemak berkarakteristik sebagai
biomolekul organik yang tidak larut atau sedikit larut dalam air dan dapat
diekstrasi dengan pelarut non-polar seperti chloroform, eter, benzene, heksana,
aseton dan alcohol panas. Di masa lalu, lemak bukan merupakan subjek yang
menarik untuk riset biokimia. Karena kesukarannya dalam meneliti senyawa yang
tidak larut dalam air dan berfungsi sebagai cadangan energi dan komponen
struktural dari membran, lemak dianggap tidak memiliki peranan metabolik
beragam seperti yang dimiliki biomolekul lain, contohnya karbohidrat dan asam
amino.
Namun,
dewasa ini, riset lemak merupakan subjek yang paling menawan dari riset
biokimia, khususnya dalam penelitian molekular mengenai membran. Pernah diduga
sebagai struktur lembam (inert), dewasa ini membran dikenal secara fungsional
sebagai dinamik dan suatu pengertian molekular dari fungsi selularnya merupakan
kunci untuk menjelaskan berbagai komponen biologi yang penting, contohnya,
sistem transport aktif dan respon selular terhadap rangsang luar. Jaringan bawah
kulit di sekitar perut, jaringan lemak sekitar ginjal mengandung banyak lipid
terutama lemak kira-kira sekitar 90%, dalam jaringan otak atau dalam telur
terdapat lipid kira-kira sebesar 7,5-30%.
Suatu asam
lemak merupakan suatu rantai hodrokarbon dengan suatu gugusan karboksil
terminal, telah diidentifikasi lebih dari 70 asam lemak yang tersedia di alam.
Walaupun asam lemak berantai pendek, contohnya, asam lemak berantai empat-atau
enam- adalah lazim ditemukan, namun triasilgliserolutama ditemukan pada
tumbuh-tumbuhan memiliki asam lemak dengan jumlah atom karbon genap, dengan
panjang 14 hingga 22 karbon. Asam lemak jenuh tidak mengandung ikatan ganda C=C
dalam strukturnya, sementara asam lemak tidak jenuh memiliki satu atau lebih
ikatan ganda, yang kadang-kadang berada dalam konfigurasi geometris cis. Asam
lemak tidak jenuh paling melimpah memiliki satu atau dua ikatan ganda
(masing-masing, asam lemak monoenoat dan dienoat); namun, asam lemak olefinik
dengan tiga (trienoat) dan empat (tetraenoat) ikatan ganda juga ditemukan
secara alamiah.
Tabel Komponen
Lemak dan Titik Didih
Pada hakekatnya, asam lemak tidak jenuh memiliki titik lebur yang lebih rendah dibandingkan asam lemak jenuh. Contohnya, asam lemak jenuh C 18 (asam stearat) memiliki titih didih 70 oC; suatu bentuk monoenoat (asam oleat) melebur pada 13 oC dan suatu bentuk dienoat (asam linoleat) pada -5 oC.
Triasilgliserol tumbuhan (minyak tumbuh-tumbuhan) adalah
cair pada suhu ruang, karena mereka memiliki proporsi asam lemak tidak jenuh
yang lebih besar daripada triasilgliserol hewan (contohnya, lemak
babi), yang padat atau semi-padat pada suhu yang sama.
Perbedaan
dalam kandungan asam lemak tidak jenuh ini mendapat banyak perhatian, karena
pengertian bahwa asupan harian yang berlebihan dari asam lemah jenuh dan
kolesterol berkaitan dengan terjadinya penyakit jantung.
Sebagai
akibatnya, penasehat medis dan gizi menyarankan suatu penurunan dari lemah
hewan (dan kolesterol) dalam diet, dengan proporsi yang lebih tinggi dari
asupan lemak berupa triasilgliserol yang tinggi dalam asam lemak
polyunsaturated, yaitu asam lemak yang mengandung dua atau lebih ikatan ganda).
Asupan lemak
yang lebih rendah juga merupakan kalori dari suatu diet, karena atas dasar
berat, lebih dari dua kali lipat kalori (energi) didapat dari lemak daripada
karbohidrat dan protein
Molekul asam
lemak memiliki daerah hidrofobik dan daerah hidrofilik sekaligus. Dua sifat
yang saling bertolak belakang dalam satu molekul inilah yang umumnya mendasari
berbagai fungsi biologis lipid. Ekor hidrokarbon asam lemak cenderung saling
berkumpul sedemikian rupa sehingga hanya sedikit saja berhubungan dengan air..
Sebaliknya, gugus karboksilnya, karena bersifat polar, cenderung untuk
berhubungan dengan lingkungan sekitar yang terutama terdiri atas air.
Lemak merupakan komponen utama dari membrane sistem
kehidupan, Dua tipe lemak yang dapat tersaponifikasi dalam membrane memiliki
suatu gugusan fosfat dalam strukturnya dan dengan demikian disebut fosfolipid.
Salah satu jenis memiliki gliserol sebagai senyawa induk (fosfogliserida) dan yang lain memiliki sfingosin (sfingolipid). Dua komponen lemak lain yang penting dari membrane adalah glikolipid yang mengandung karbohidrat dan steroid kolesterol, yang disebut terakhir ini merupakan suatu lemak non-saponifikasi yang berasal dari eukariotik yang ditemukan dalam membrane seluler hewan.
Salah satu jenis memiliki gliserol sebagai senyawa induk (fosfogliserida) dan yang lain memiliki sfingosin (sfingolipid). Dua komponen lemak lain yang penting dari membrane adalah glikolipid yang mengandung karbohidrat dan steroid kolesterol, yang disebut terakhir ini merupakan suatu lemak non-saponifikasi yang berasal dari eukariotik yang ditemukan dalam membrane seluler hewan.
Senyawa-senyawa
yang termasuk lipid dapat dibagi dalam beberapa golongan. Ada beberapa cara
penggolongan yang dikenal.
Bloor membagi
lipid dalam tiga golongan besar, yaitu:
·
lipid sederhana, yaitu ester asam
lemak dengan berbagai alkohol, contohnya lemak atau gliserida dan lilin (waxes).
·
lipid gabungan yaitu ester asam
lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya fosfolipid, cerebrosida.
·
derivate lipid, yaitu senyawa yang
dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contohnya asam lemak, gliserol dan
sterol.
Di samping
itu berdasarkan sifat kimianya yang penting, lipid dapat dibagi dalam dua
golongan besar, yaitu lipid yang dapat disabunkan, yakni yang
dapat dihidrolisis dengan basa, contohnya lemak, dan lipid yang tidak
dapat disabunkan, contohnya steroid. Lipid dibagi dalam beberapa
golongan berdasarkan kemiripan struktur kimianya, yaitu: asam lemak, lemak,
lilin, fosfolipid, sfingolipid, terpen, steroid, lipid kompleks.
Asam lemak adalah asam lemah. Apabila larut dalam air
molekul asam lemak akan terionisasi sebagian dan melepaskan ion H+. Dalam hal
ini pH larutan tergantung pada konstanta keasaman dan derajat ionisasi
masing-masing asam lemak. Rumus pH untuk asam lemah pada umumnya telah
dikemukakan oleh Henderson-Hasselbach. Asam lemak dapat bereaksi dengan basa,
membentuk garam.
R-COOH + NaOH -> R-COONa + H2O
R-COOH + NaOH -> R-COONa + H2O
Garam
natrium atau kalium yang dihasilkan oleh asam lemak dapat larut dalam air dan
dikenal sebagai sabun. Sabun kalium disebut sabun lunak dan digunakan untuk
sabun bayi. Asam lemak yang digunakan pada sabun pada umumnya adalah asam
palmitat atau stearat. Minyak adalah ester asam lemak tidak jenuh dengan
gliserol. Melalui proses hidrogenasi dengan bantuan katalis Pt atau Ni, asam
lemak tidak jenuh diubah menjadi asam lemak jenuh, dan melalui proses penyabunan
dengan basa NaOH atau KOH akan terbentuk sabun dan gliserol
Sabun digunakan
sebagai bahan pembersih kotoran , terutama kotoran yang bersifat seperti lemak
atau minyak karena sabun dapat mengemulsikan lemak atau minyak. Jadi sabun
dapat berfungsi sebagai emulgator. Pada proses pembentukan emulsi ini,
bagian hidrofob sabun masuk ke dalam lemak, sedangkan ujung yang bermuatan
negatif ada di bagian luar.
Oleh karena
adanya gaya tolak antara muatan listrik negate ini, maka kotoran akan terpecah
menjadi partikel-partikel kecil dan membentuk emulsi. Dengan demikian kotoran
mudah terlepas dari kain atau benda lain. Sabun mempunyai sifat dapat
menurunkan tegangan permukaan air, Hal ini tampak dari timbulnya busa apabila
sabun dilarutkan dalam air dan diaduk
Lipid memiliki reaksi kimia yang khas, antara lain:
·
Hidrolisis
Hidrolisis lipid seperti triasilgliserol dapat dilakukan secara enzimatik dengan bantuan lipase, menghasilkan asam-asam lemak dan gliserol. Sifat lipase pancreas dapat dimanfaatkan yang lebih suka memecahkan ikatan ester pada posisi 1 dan 3 daripada posisi 2 dari triasilgliserol.
Hidrolisis lipid seperti triasilgliserol dapat dilakukan secara enzimatik dengan bantuan lipase, menghasilkan asam-asam lemak dan gliserol. Sifat lipase pancreas dapat dimanfaatkan yang lebih suka memecahkan ikatan ester pada posisi 1 dan 3 daripada posisi 2 dari triasilgliserol.
·
Penyabunan
Hidrolisis lemak oleh alkali disebut penyabunan. yang dihasilkan adalah gliserol dan garam alkali asam lemak yang disebut sabun
Hidrolisis lemak oleh alkali disebut penyabunan. yang dihasilkan adalah gliserol dan garam alkali asam lemak yang disebut sabun
·
Penguraian (kerusakan,
ketengikan) lipid
Ketengikan adalah perubahan kimia
yang menimbulkan bau dan rasa tidak enak pada lemak.
Penyebabnya
antara lain auto oksidasi, hidrolisis dan kegiatan bakteri Oksigen udara
dianggap menyerang ikatan rangkap pada asm lemak untuk membentuk ikatan
peroksida. Dengan demikian bilangan yodium turun, walaupun sedikit asam lemak
bebas dan gliserol dilepaskan. Timbal atau tembaga mengkatalisis ketengikan.
Mengasingkan
oksigen atau menambah zat antioksidan menghambat proses ketengikan.
Radikal-radikal bebas dihasilkan dihasilkan selama pembentukan peroksida, dan
ini dapat merusak jaringan-jaringan jidup kecuali terdapat antioksidan,
misalnya tokoferol (vitamin E) yang bereaksi radikal-radikal bebas
No comments:
Post a Comment